KESADARAN MASYARAKAT JERMAN TERHADAP SAMPAH PLASTIK
![](https://statik.unesa.ac.id/s1sj/thumbnail/18738cda-7b17-4b84-96d5-31c5720fd9fa.png)
Semua orang pasti menggunakan plastik entah itu di dalam hal penjualan maupun rumah tangga. Banyak orang yang tidak tahu jika limbah plastik ini bisa di daur ulang kembali, dan memberikan keuntungan lebih bagi kita. Siapa yang tidak tahu kalau negara Jerman merupakan salah satu negara yang melakukan pengolahan sampah, termasuk sampah plastik. Ternyata mengolah sampah plastik ini memberikan dampak positif bagi kita. Jerman sendiri juga sudah menggunakan teknologi dalam pengolahan sampah plastik. Bahkan masyarakat Jerman juga aktif dalam hal ini, sistem pengolahan sampah di Jerman sangat terstruktur. Banyak cara yang digunakan masyarakat Jerman untuk bisa mendaur ulang sampah plastik mereka.
Sistem pemilihan sampah di Jerman pun memiliki keketatan, mulai dari tingkat rumah tangga. Tempat sampah di bagi menjadi beberapa kategori berdasarkan jenisnya. Jenis tempat sampah ini termasuk:
Coklat : digunakan untuk sampah organik.
Kuning: digunakan untuk sampah plastik dan kemasan.
Biru: digunakan untuk kertas dan karton.
Hitam: digunakan untuk sampah yang tidak dapat didaur ulang.
Semua sampah sudah memiliki tempat masing-masing sehingga kita tahu mana sampah yang bisa di daur ulang dan yang tidak dapat di daur ulang. Dengan adanya jenis kategori yang berbeda di masyarakat di Jerman dapat membedakannya. Itulah mengapa Jerman memiliki tingkat daur ulang yang sangat tinggi, mencapai sekitar 66,1% dari total sampah. Negara ini berhasil mengurangi total limbah sebesar 1 juta ton setiap tahunnya. Ada cara yang unik dan sangatlah bermanfaat bagi warga Jerman, yaitu masyarakat di Jerman melakukan Deposit Refund System (DRS), dimana konsumen membayar deposit untuk kemasan produk yang dapat didaur ulang, dan deposit tersebut dikembalikan saat kemasan dikembalikan. Jadi orang-orang yang telah mengonsumsi minuman, dapat mengembalikan botol atau kaleng ke lokasi pengembalian yang telah ditentukan. Di Jerman terdapat sekitar 135.000 lokasi pengembalian, setiap toko besar sudah disediakan Reverse Vending Machines (RVMs), sekitar 25% dari lokasi ini dilengkapi oleh RVMs.
Kebijakan dari pemerintah ini sangatlah memberikan hal positif bagi masyarakat Jerman. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Di sisi lain negara Indonesia memiliki tingkat kesadaran yang rendah terhadap sampah plastik. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2021, sekitar 17% dari total sampah di Indonesia adalah sampah plastik, yang setara dengan 11,6 juta ton. Dari hasil survei menunjukkan bahwa 48,9% responden mengaku selalu membuang sampah pada tempatnya, dan 42,9% responden membuang sampah plastik tergantung kondisi. Hal ini yang membuat warga Indonesia kurang sadar terhadap dampak negatif dari menumpuknya sampah. Pemerintah Indonesia mungkin bisa lebih berinovasi terhadap pendaur ulang sampah plastik seperti yang dilakukan negara Jerman. Bisa dengan menciptakan alat daur ulang yang disediakan di berbagai toko besar yang tersedia di Indonesia. tetapi hal ini balik lagi manusianya, karena tanpa adanya kesadaran maka semuanya hanya sia-sia.
“Ketika Anda merasa TIDAK BERHARGA. Ingat saja sampah masih ada harganya apalagi setelah di daur ulang.”
Oleh: NadilLa Fayradita