2 Mahasiswa Sastra Jerman Unesa Mendapatkan Beasiswa dari DAAD ke Jerman, Kamu Selanjutnya?
![](https://statik.unesa.ac.id/s1sj/thumbnail/49171742-d0e4-4f9c-9275-de0a8937f697.jpg)
“Kejarlah ilmu sampai ke ujung dunia” adalah peribahasa yang menjelaskan bahwa pendidikan sangat penting sehingga seseorang harus menuntut ilmu bahkan sampai ke negara lain.
Peribahasa tersebut related dengan Aisyah Zahrani Ilmi (Sastra Jerman 2021)dan Maharani Ariputri (Sastra Jerman 2021) karena saat ini mereka sedang berada di negara lain, yakni Jerman.
Bagaimana mereka bisa berada di Jerman? Melalui progam Hochschulsommerkurs 2024 dari DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst).
DAAD adalah organisasi pendanaan terbesar di dunia untuk pertukaran pelajar dan peneliti internasional, beberapa kegiatan DAAD ialah memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing yang berasal dari negara berkembang atau negara industri baru, mendukung internasionalisasi universitas-universitas Jerman dan mempromosikan studi Jerman dan bahasa Jerman di luar negeri.
Hochschulsommerkurs (HSK) adalah beasiswa yang diberikan kepada para mahasiswa yang sedang berkuliah S1 atau S2 di Universitas di Indonesia untuk mengikuti kegiatan musim panas selama maksimal 1 bulan di Jerman. Salah satu kegiatan yang penerima beasiswa HSK lakukan ialah mengikuti kursus bahasa Jerman di salah satu tempat kursus yang memang berafiliasi dengan program ini.
Hochschulsommerkurs adalah kegiatan dimana mahasiswa mendapatkan kesempatan belajar bahasa serta budaya Jerman secara langsung di Jerman selama sebulan. Program ini mendanai kebutuhan kursus, tempat tinggal dan tiket pesawat.” - ujar kak Aisyah Zahrani Ilmi (Sastra Jerman 2021).
Kak Maharani Ariputri (Sastra Jerman 2021) menambahkan penjelasan program dari DAAD yakni program kursus musim panas yang dirancang untuk mempelajari bahasa Jerman lebih lanjut, khususnya untuk mahasiswa asing.
Bagaimana
kursus yang mereka jalani? Tentunya intensive course untuk mempelajari bahasa
Jerman lebih dalam. Di dalam kelas banyak diskusi, presentasi dan mengerjakan
materi yang ada di buku, lalu di tutup dengan ujian akhir.
![](https://statik.unesa.ac.id/s1sj/gallery/1e84e565-7534-46e8-9759-eaaf06da0464.jpg)
![](https://statik.unesa.ac.id/s1sj/gallery/f8ee18b0-3e6a-42c4-92fb-a4392ed27aa2.jpg)
Saat
ini kak Maharani Ariputri berada di Münster dan kak Aisyah Zahrani Ilmi tinggal
di Berlin, tidak hanya berdiam di Berlin saja, kak Aisyah Zahrani Ilmi telah
mengunjungi kota-kota lain seperti Postdam, Heidelberg dan Mannheim.
Ketika membahas mengenai perbedaan budaya ternyata mereka menemukan beberapa budaya yang belum ada di Indonesia. Di Jerman pengendara sepeda sangat di prioritaskan berada di jalan selain itu orang-orang Jerman juga sangat disiplin dalam memisahkan sampah, setiap jenis sampah harus ditempatkan pada tempat yang sesuai.
![](https://statik.unesa.ac.id/s1sj/gallery/a800d03c-a594-4f47-8b23-79c93a40b82d.jpg)
Hal lain yang membuat terkesan ialah masyarakat dan pemerintah Jerman sangat mendukung mobilitas lansia dan orang dengan berkebutuhan khusus. Misalnya, fasilitas transportasi publik yang menyediakan tempat khusus dan desain trotoar yang lebar serta ramah bagi penguna kursi roda atau lansia dengan walker, terlihat bahwa negara Jerman sangat menunjukkan perhatian mendalam terhadap aksesbilitas.
Tentunya banyak hal menyenangkan selama berada di Jerman yakni kebersihan dan ketertiban warga Jerman dalam menghargai waktu, dapat berkesempatan untuk belajar langsung dari native speaker, bertemu banyak teman baru dari berbagai negara dan yang tidak kalah menyenangkan ialah berkesempatan mengeksplor serta mempelajari budaya Jerman secara langsung.
![](https://statik.unesa.ac.id/s1sj/gallery/09d4ce7a-5d5c-406e-888e-eceb2167b562.jpg)
“Tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai berusaha! Tetap giat belajar, percaya diri dan jangan ragu untuk mencari peluang seperti beasiswa atau program pertukaran. Yang paling penting, berani ambil kesempatan. Manfaatkan segala peluang sebaik mungkin. Tentunya selain mempersiapkan diri dengan baik, jangan lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, SEMANGAT!” – kak Aisyah Zahrani Ilmi dan kak Maharani Ariputri.
Ditulis oleh Dinda Budi Rahayu.